Selasa, 01 Oktober 2013

Ku Tulis Namamu



Ku Tulis Namamu

Ku tulis namamu dalam setiap lembar coretan lalu
Ku tulis namamu dalam kepingan angan-angan
Kamu, iya hanya kamu
Mungkin memang ada yang jauh lebih elok
Namun keelokan itu tak berarti apa
Jika dibanding dengan sinar rembulan
Yang tak pernah enggan tersenyum
Di kala sang mentari telah tertidur lelap
Aku tak pernah berharap banyak
Aku hanya inginkan satu
Satu dalam hariku
Kepakkan sayapmu, maka terbanglah
Jangan lupa bawa kepingan hatimu
Tapi, jangan kau bawa pula senyummu
Karena hanya itu yang ku miliki saat ini
Untuk temani hari-hariku

Cinta Seelok Daun Pisang

Cinta Seelok Daun Pisang
Tetapkan hatimu pada satu hati, sayang
Teguhkan juga cintamu
Seperti layaknya daun pisang
Ia tak akan pernah gugur
Ia begitu setia
Hijau, menguning, layu
Hingga akhirnya mengering
Ia akan tetap menetap disana
Ia baru akan mati
Jika sang pemilik telah menebangnya